Kota Baturaja atau dikenal dengan julukan kota batubara merupakan salah satu dari kota besar yang berada di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sama seperti julukannya, kota ini terkenal dengan bahan tambangnya yang banyak, terutama Batubara. Jika kalian berkunjung ke kota Baruraja dari Palembang menggunakan jasa mobil Travel, maka jarak tempuh yang akan kalian butuhkan adalah sekitar 5 jam, melewati satu kota yaitu Prabumulih.
Sebenarnya, berkunjung ke kota ini tidak termasuk ke dalam salah satu jadwal saya di bulan Agustus. Namun, karena ada keluarga yang sakit, kami akhirnya memutuskan untuk berkunjung pada tanggal 15 Agustus, tepat 2 hari sebelum HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 tahun.
Meskipun tidak sebesar Palembang, tapi kota ini nyatanya memiliki banyak daya tarik yang terpendam. Salah satunya adalah tingkat kemacetan yang masih minim dan sungai bersih yang masih cukup bersih untuk berenang. Mungkin karena saat ini adalah musim kemarau, jadi air sungai terlihat tidak terlalu dalam.
Ada lagi salah satu tempat yang membuat saya tertarik dengan kota baturaja ini. Tepat di depan RSU Ibnu Sutowo Baturaja, ada sebuah taman sepak bola yang disulap menjadi taman yang Indah pada malam hari. Yap, seperti layaknya Benteng Kuto Besak di Palembang, pada malam hari Taman ini penuh dengan pernak-pernik cahaya dan orang-orang yang berdagang secara tertib. Malahan, ada salah satu penjajah yang menawarkan rumah-rumahan unik untuk hewan Umang-Umang. Memang tidak terlalu banyak tempat yang sempat kami kunjungi, namun satu malam disini cukup untuk mencuci mata saya. Esoknya, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Ujan Mas, desa yang dingin dan terkenal dengan sungainya yang kereeen banget.
Ada lagi salah satu tempat yang membuat saya tertarik dengan kota baturaja ini. Tepat di depan RSU Ibnu Sutowo Baturaja, ada sebuah taman sepak bola yang disulap menjadi taman yang Indah pada malam hari. Yap, seperti layaknya Benteng Kuto Besak di Palembang, pada malam hari Taman ini penuh dengan pernak-pernik cahaya dan orang-orang yang berdagang secara tertib. Malahan, ada salah satu penjajah yang menawarkan rumah-rumahan unik untuk hewan Umang-Umang. Memang tidak terlalu banyak tempat yang sempat kami kunjungi, namun satu malam disini cukup untuk mencuci mata saya. Esoknya, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Ujan Mas, desa yang dingin dan terkenal dengan sungainya yang kereeen banget.